Rabu, 26 Februari 2014

Arya menutup laptopnya dan bersandar di kursinya. Nafasnya terhela pelan. Dilihatnya jam Rolex Submariner miliknya, jarum jam menunjukkan pukul sebelas lebih empat puluh tujuh menit. Jendela kantornya memajang langit malam kota Jakarta. Langit betul - betul gelap. Arya baru saja selesai menggulung lengan bajunya ketika tepat handphone bergetar. Dilihatnya nama Jingga muncul di layar. Seketika dia ragu, ingin mengangkat teleponnya atau tidak. Terlalu lama, telepon dari perempuan itu berhenti. Tak lebih dari sepuluh detik, dering tanda pesan masuk berbunyi. Arya melirik, pesan dari Jingga. "Kamu dimana? masih di kantor? Kok telepon aku nggak diangkat?". Arya semakin enggan menyentuh handphonenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar